Jumat, 15 Maret 2013

Leukemia, Dari Mana Asalnya


Suplemen artikel 1



Kanker darah atau leukemia adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel darah, keganasan mencakup sel darah putih dan sel darah merah.
7 PENYEBAB KANKER DARAH
  1. Radiasi
  2. Merokok
  3. Benzena
  4. Kemoterapi
  5. Down sindrom dan penyakit turunan
  6. Sindrom Myelodysplastic dan Kelainan darah tertentu
  7. Riwayat keluarga
Orang yang terpapar radiasi memiliki resiko tinggi terkena acute myeloid leukemia (AML), chronic myeloid leukemia (CML), atau lymphocytic leukemia (ALL). Radiasi disebakan oleh beberapa faktor seperti;
1. Ledakan Bom Atom
Masyarakat, terutama anak-anak yang bertahan hidup setelah terkena paparan radiasi ledakan om atom biasanya rentan terkena leukemia lebih tinggi.
2. Radioterapi
Pasien kanker yang mengalami pengobatan dengan cara radioterapi, memiliki resiko terkena leukemia.
3. Rontgen Diagnostic
Seperti CT scan merupakan paparan radiasi tingkat rendah.
Pasien yang mendapatkan kemoterapi rentan terkena AML dan ALL di masa mendatangnya, merokok meningkatkan AML, down sindrome dan penyakit keturunan meningkatkan resiko berkembangnya leukimia akut. Sindrome myelodyplastic dan kelainan darah memiliki resiko acute myleloid leukemia (AML) lebih tinggi. Terakhir faktor keturunan memang jarang terjadi, tetapi jika terjadi biasanya chronic myeloid leukemia (CLL).
8 GEJALA KANKER DARAH
  1. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau ketiak yang biasanya tidak terasa sakit
  2. Demam atau berkeringat pada malam hari
  3. Sering terjadi infeksi
  4. Merasa lelah
  5. Pendarahan dan mudah memar
  6. Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut
  7. Obot badan turun drastis tanpa sebab yang jelas
  8. Nyeri pada tulang atau sendi
Pendarahan biasanya teradi pada bagian gusi, sedangkan memar terlihat seperti bercak keungunan di kulit atau bintik-intik merah kecil dibawah kulit. Rasa tidak nyaman perut diseakan oleh pembengkakan di hati atau pangkreas.
2 JENIS KANKER DARAH
  1. Leukemia akut
  2. Leukemia kronis
Jenis leukemia akut berjalan cepat, mematikan dan memburuk, jika tidak segera diobati penderita akan menggal dalam waktu hitungan minggu ataupun hari. Leukemia kronis memiliki harapan hidup lebih lama.
6 PENEGAHAN DINI KANKER DARAH
  1. Pemeriksaan fisik
  2. Pemeriksaan darah
  3. Biopsi
  4. Sitogenetik
  5. Spinal tap
  6. X-ray dada
Pemeriksaan fisik iasanya pengecekan pmbengkakan kelenjar getah bening, limpa, atau hati oleh dokter. Iopsi merupakan satu-satunya cara pasti untuk mengetahui keberadaan sel-sel leukemia di dalam sum-sum tulang anda. Pada sitogenetik meneliti kromosom dari sampel sel darah, sumsum tulang atau kelenjar getah bening. Spinal tap dilakukan dengan cara menganbil cairan serebrospinal, yaitu cairan yang mengisi ruang di dalam serta sekitar otak dan sumsum tulang belakang tujuannya untuk mengetahui adanya sel-sel leukemia atau tanda-tanda lain dari masalah. Dengan x-ray dapat menunjukan pembengkakan kelenjar getah bening tau tanda-tanda lain dari penyakit di dalam dada anda.
4 STADIUM KANKER DARAH
  1. Acute Lymphocytic Leukemia (ALL)
  2. Acute Myloid Leukemia (AML)
  3. Chronic Myeloid Leukemia (CML)
  4. Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL)
ALL pada orang dewasa tidak dapat dioati, dalam remisi dan kambuhan, untuk anak-anak dibedakan menjadi low risk, high risk dan reurrent (kambuhan). Pada AML faktor yang berpengaruh terhadap jenis pengobatan yang dilakukan dengan penyebaran leukemia yang keluar darah dan sumsum tulang. CML dibedakan menajadi tahap percepatan (accelerated phase), tahap blast (blastic phase), dan tahap kamuhan (relapse). Terakhir CLL, hanya jenis leukemia ini yang dapat dibedakan menjadi beberapa stadium.
Stadium untuk Chroni Lymphocytic Leukemia (CLL)
Keterangan Hal Stadium 
0 Ditandai dengan jumlah limfosit yang jauh di atas batas normal, tetapi tidak ada gejala lain dari leukemia. Di stadium ini biasa disebut tahap leukemia limfositik indolens (lambat berkembang
Stadium I : Ditandai denga jumlah limfosit yang jauh di atas batas normal dan adanya pembesaran kelenjar getah bening dari normal
Stadium II : Ditandai denga jumlah limfosit yang jauh di atas batas normal, adanya pembesaran hati atau limpa dari normal ( diseut hepatomegali atau splenomegali) dan adanya kemungkinan pembesaran kelenjar getah bening
Stadium III : Ditandai dengan jumlah limfosit yang jauh di atas normal, jumlah sel darah merah di dalam terlalu sedikit, serta adanya pembesaran kelenjar getah bening, hati atau limpa
Stadium IV : Ditandai jumlah limfosit yang jauh di atas batas normal dan jumlah tromosit yang terlalu sedikit. Ahkan terlalu sedikit. Disertai pembesaran kelenjar getah ening, hati, limpa serta jumlah sel darah merah yang terlalu sedikit.
PENGOBATAN
PENGOBATAN LEUKEMIA AKUT
  1. Kemoterapi
  2. Pemberian antibiotik oral
  3. Injeksi dengan G-CSF (granulocyte-olony stimulating factor)
  4. Tranfusi
Kemoterapi induksi menggunakan kominasi obat-obatan, namun obat-obatan seringkali menimbulkan efek samping seperti penurunan jumlah sel darah merah, untuk menguranginya dokter memberikan terapi lanjutan melalui antibiotik oral (ofloxacin, rifampisin).
PENGOBATAN LEUKEMIA KRONIS
  1. Kemoterapi
  2. Radioterapi
  3. Trasplantasi sel induk
  4. Terapi biologi interferon
  5. Terapi target
Kemoterapi dilakukan sesuai dengan jenis leukemia yang dideritanya, penderita dapat menerima dua atau lebih oat-obatan, dan diberikan dengan berbagai ara melaui kateter, ineksi langsung ke airan serebrospinal, ataupun injeksi ke dalam tulang belakang atau resevoir ommaya. Radioterapi merupakan pengobatan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Sel induk dapat berasal dari diri pasien, kembar identik, ataupun seorang pendonor yang memiliki kecocokan. Terapi biologi untuk penderita leukemia biasanya berupa terapi dengan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Dan target terapi nerupakan pengobatan menggunakan obat-obatan yang dapat menghambat pertumbuhan sel-sel leukemia, denga efek samping pembengkakan, kembung, dan kenaikan bobot badan secara tiba-tiba.
Kanker darah tidak hanya dapat diderita orang dewasa, tetapi anyak menyerang anak-anak. Untuk itu leih baik mewaspadai dengan informasi yang sudah didapat, sosilisasi juga menjadi salah satu ara penanggulanganmenurunkan tingkat penderita leukemia ataupun tingkat kematian penderita.


Note: Ilustrasi gambar menunjukkan anak pengidap leukemia, dengan ciri rambut rontok karena efek kemotherapy. 
(Sumber : http://sehatkufreemagazine.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar