Catatan Harian Merawat Anak Kanker Darah (Leukemia) Bagian 5
Burung kecil,
kembalilah dari ada ke tiada
“Call me Mister Handsome,
okey?”
“Okey.”
“Then I will call you little
princes.”
“Okey.”
Saya
tidak pernah menyangka bahwa itu adalah percakapan terakhir dengan Ayesha.
Umurnya baru sekitar 8 tahun. Masih terlalu kecil jika divonis memiliki
penyakit mematikan. Ayesha, divonis mengidap kanker otak. Sejak saat itu gadis
kecil ini banyak menghabiskan waktu di rumah sakit. Pertama kali saya berjumpa
dengan Ayesha di awal November. Ayesha dirawat di Wad 4 D Pediatrik UKM
Hospital. Pertama kali melihat, Ayesha tengah belajar berjalan dibimbing
ibundanya, Zuhairah. Kegiatan itu dilakukan setiap pagi dan sore. Ayesha bukan
tidak bisa berjalan. Namun rawatan kemotherapy di ruang isolasi, membuatnya harus
menghabiskan waktu di atas ranjang dan ruang yang sepi.
Gadis
kecil seperti gadis kebanyakan. Ceria, ramah dan selalu bersemangat. Yang luar
biasa Ayesha sudah pandai bahasa Inggris dan bahasa China. Tidak ada sedikitpun
ciri-ciri fisik yang menunjukkan bahwa dirinya mengidap kanker otak. Kecuali
rambutnya yang tinggal sedikit karena efek kemotherapy. Selain di wad 4 D,
beberapa kali aku juga berjumpa di rawatan DayCare (Wad 4 F). Anak-anak
pengidap leukemia ataupun kanker, setelah sebulan dirawan intensif di wad 4 D,
setelah itu melanjutkan rawatan secara berkala di Daycare. Zaim sendiri
rawatannya tiga hari dalam satu pekan, yaitu Senin Rabu dan Jum’at. Jadwal itu
dapat berubah jika pesakit harus masuk ruang isolasi karena demam atau kondisi
lainnya yang memerlukan rawatan khusus. Saat di Daycare itulah terkadang saya
jumpa dengan Ayesha dan emaknya. Saat itu biasanya sambil menunggu dipanggil
dokter, kami sesama orang tua yang anaknya mengidap kanker atau tumor akan
saling mengobrol. Sekedar berbagi, tukar motivasi, kiat atau ngobrolin harga gadget yang rencana mau aku berikan pada
istriku. Belakangan saya dan istri punya modus lain kalau ke Daycare. Yaitu
jualan jilbab atau baju anak-anak (lumayan untuk menambah penghasilan).
Kabar
buruk itu dapat juga padaku lewat istriku. Setelah operasi dan menjalani
kemotherapy, tumor yang diderita Ayesha masih aktif. Dokter telah berusaha
mengangkat tumor yang bertahta dalam tubuhnya. Namun setelah dioperasi, tumor
itu bukannya hilang justru menyebar ke organ lain. Tumor seperti buah jeruk di
dalam tubuh. Ketika terkena pisau operasi, cangkang buah jeruk itu terkadang
dapat dibuat. Namun cairan jeruk akhirnya merembes dan menjalar, menjelma tumor
baru.
Aku
bersaksi ibunda Ayesha telah berjuang habis-habisan untuk membunuh tumor
tersebut. Semua cara telah dia lakukan. Dari mulai pengobatan medis, memberikan
nutrisi sehat, mengundang tetangga untuk mendo’akan Ayesha hingga meminta
kepada beberapa kawannyaa untuk memberikan asi. (Asi sangat bagus untuk
imunitas dan daya tubuh, bukan bagi bayi, tapi juga bagi anak-anak. Maka
bersykurlah bagi ibu-ibu yang memiliki asi untuk anaknya.) Anak kecil yang
hebat, orang tua yang memiliki kesabaran yang dahsyat.
Kira-kira
tiga hari yang lalu aku berjumpa dengan bunda Ayesha. Wajahnya sembab, matanya
basah. Saya sebenarnya ingin mengajak mengobrol. Tapi urung karena sepertinya
bukan momentum yang tepat. Tadi malam aku dapat kabar lewat istriku. Semua
syaraf dalam tubuh Ayesha telah berhenti bekerja. Allah. Kata dokter, semua
usaha medis tidak perlu lagi. Hidup hanya menunggu hitungan waktu.
Tadi
malam, kira-kira pukul 23:30 Ayesha berpulang ke rahmatullah. Meninggalkan
dunia yang merenggut kehidupan masa kecilnya. Kembali ke kampung akhirat yang
abadi, dimana tidak ada rasa sakit, jarum suntik, selang infus, kemotherapy,
pancaran radiatherapy ataupun bising kehidupan dunia ini. Ayesha, kini engkau menjelma menjadi bidadari-bidadari
kecil yang menghuni taman syurga. Semoga kelak Allah memperkenankan kita
berjumpa.
Ps: Maaf ya Ayesha, aku hanya dapat
mengirimkan do’a dan shalat ghaib untukmu. Tersebab Zaim sendiri masih dirawat
di ruang isolasi setelah hari Sabtu lalu keluar darah dari hidungnya. Ahh,
alangkah dekatnya kita dengan maut.
(Kuala Lumpur. 25 Maret 2013)
Terima kasih atas nukilan ini. Kami berkesempatan berziarah ke rumah arwah di Bandar Seri Putra petang tadi. Mohon untuk di 'share' blog ini di Facebook CAKNe
BalasHapusAlfatihah utk arwah anak kecil yg istimewa ini...
BalasHapus