Senin, 25 Maret 2013

In Memoriam Ayesha

Catatan Harian Merawat Anak Kanker Darah (Leukemia) Bagian 5



Burung kecil, kembalilah dari ada ke tiada



“Call me Mister Handsome, okey?”
“Okey.”
“Then I will call you little princes.”
“Okey.”
Saya tidak pernah menyangka bahwa itu adalah percakapan terakhir dengan Ayesha. Umurnya baru sekitar 8 tahun. Masih terlalu kecil jika divonis memiliki penyakit mematikan. Ayesha, divonis mengidap kanker otak. Sejak saat itu gadis kecil ini banyak menghabiskan waktu di rumah sakit. Pertama kali saya berjumpa dengan Ayesha di awal November. Ayesha dirawat di Wad 4 D Pediatrik UKM Hospital. Pertama kali melihat, Ayesha tengah belajar berjalan dibimbing ibundanya, Zuhairah. Kegiatan itu dilakukan setiap pagi dan sore. Ayesha bukan tidak bisa berjalan. Namun rawatan kemotherapy di ruang isolasi, membuatnya harus menghabiskan waktu di atas ranjang dan ruang yang sepi.
Gadis kecil seperti gadis kebanyakan. Ceria, ramah dan selalu bersemangat. Yang luar biasa Ayesha sudah pandai bahasa Inggris dan bahasa China. Tidak ada sedikitpun ciri-ciri fisik yang menunjukkan bahwa dirinya mengidap kanker otak. Kecuali rambutnya yang tinggal sedikit karena efek kemotherapy. Selain di wad 4 D, beberapa kali aku juga berjumpa di rawatan DayCare (Wad 4 F). Anak-anak pengidap leukemia ataupun kanker, setelah sebulan dirawan intensif di wad 4 D, setelah itu melanjutkan rawatan secara berkala di Daycare. Zaim sendiri rawatannya tiga hari dalam satu pekan, yaitu Senin Rabu dan Jum’at. Jadwal itu dapat berubah jika pesakit harus masuk ruang isolasi karena demam atau kondisi lainnya yang memerlukan rawatan khusus. Saat di Daycare itulah terkadang saya jumpa dengan Ayesha dan emaknya. Saat itu biasanya sambil menunggu dipanggil dokter, kami sesama orang tua yang anaknya mengidap kanker atau tumor akan saling mengobrol. Sekedar berbagi, tukar motivasi, kiat atau ngobrolin harga gadget yang rencana mau aku berikan pada istriku. Belakangan saya dan istri punya modus lain kalau ke Daycare. Yaitu jualan jilbab atau baju anak-anak (lumayan untuk menambah penghasilan).
Kabar buruk itu dapat juga padaku lewat istriku. Setelah operasi dan menjalani kemotherapy, tumor yang diderita Ayesha masih aktif. Dokter telah berusaha mengangkat tumor yang bertahta dalam tubuhnya. Namun setelah dioperasi, tumor itu bukannya hilang justru menyebar ke organ lain. Tumor seperti buah jeruk di dalam tubuh. Ketika terkena pisau operasi, cangkang buah jeruk itu terkadang dapat dibuat. Namun cairan jeruk akhirnya merembes dan menjalar, menjelma tumor baru. 
Aku bersaksi ibunda Ayesha telah berjuang habis-habisan untuk membunuh tumor tersebut. Semua cara telah dia lakukan. Dari mulai pengobatan medis, memberikan nutrisi sehat, mengundang tetangga untuk mendo’akan Ayesha hingga meminta kepada beberapa kawannyaa untuk memberikan asi. (Asi sangat bagus untuk imunitas dan daya tubuh, bukan bagi bayi, tapi juga bagi anak-anak. Maka bersykurlah bagi ibu-ibu yang memiliki asi untuk anaknya.) Anak kecil yang hebat, orang tua yang memiliki kesabaran yang dahsyat.
Kira-kira tiga hari yang lalu aku berjumpa dengan bunda Ayesha. Wajahnya sembab, matanya basah. Saya sebenarnya ingin mengajak mengobrol. Tapi urung karena sepertinya bukan momentum yang tepat. Tadi malam aku dapat kabar lewat istriku. Semua syaraf dalam tubuh Ayesha telah berhenti bekerja. Allah. Kata dokter, semua usaha medis tidak perlu lagi. Hidup hanya menunggu hitungan waktu.
Tadi malam, kira-kira pukul 23:30 Ayesha berpulang ke rahmatullah. Meninggalkan dunia yang merenggut kehidupan masa kecilnya. Kembali ke kampung akhirat yang abadi, dimana tidak ada rasa sakit, jarum suntik, selang infus, kemotherapy, pancaran radiatherapy ataupun bising kehidupan dunia ini.  Ayesha, kini engkau menjelma menjadi bidadari-bidadari kecil yang menghuni taman syurga. Semoga kelak Allah memperkenankan kita berjumpa.
Ps: Maaf ya Ayesha, aku hanya dapat mengirimkan do’a dan shalat ghaib untukmu. Tersebab Zaim sendiri masih dirawat di ruang isolasi setelah hari Sabtu lalu keluar darah dari hidungnya. Ahh, alangkah dekatnya kita dengan maut.
(Kuala Lumpur. 25 Maret 2013)

2 komentar:

  1. Terima kasih atas nukilan ini. Kami berkesempatan berziarah ke rumah arwah di Bandar Seri Putra petang tadi. Mohon untuk di 'share' blog ini di Facebook CAKNe

    BalasHapus
  2. Alfatihah utk arwah anak kecil yg istimewa ini...

    BalasHapus