Senin, 25 Maret 2013

Jangan Menyerah, Anakku!




“Leukemia bukan sekedar sakit fisik. Di juga melibatkan jiwa.”



Tidak ada kabar yang lebih berat bagi orang tua ketika mendengar buah hati tercintanya divonis kanker. Sebelum ini kalaupun anakku sakit, paling sakit kecil-kecilan. Apakah itu demam, influenza, alergi atau batuk-batuk. Mungkin ada kategori yang sedikit lebih berat semisal demam berdarah, campak atau pun basil. Namun penyakit jenis penyakit tersbeut hanya membutuhkan penanganan minimal. Paling kalaupun perlu dibawa ke rumah sakit, hanya memerlukan penanganan satu hingga dua pekan.
Tapi bagaimana dengan leukemia atau kanker lainnya? Zaim memerlukan penanganan instensif selama satu bulan penuh di dalam rumah sakit. Dan selama satu bulan itu, dia hanya menghabiskan diri dengan meringkuk di dalam ranjangnya. Kalaupun diizinkan berjalan-jalan, maka mengelindinglah Zaim dalam stoler di dorong ruangan. Tidak dapat menghidup udara segar, melihat matahari apalagi jalan-jalan dengan sepeda motor atau mobil seperti yang dia senangi sebelum kanker menderanya. Dan selama itu juga, istriku tercinta memberikan seluruh cinta dan perhatiannya kepada buah hati kami tercinta. Tercatat dalam jurnal harianku, Zaim masuk ke dalam rumah sakit pada tanggal 24 Oktober 2012 dan baru keluar tanggal 31 November 2012. Dengan kata lain, seberat-beratnya kami berdua menanggung derita, lebih berat bagi Zaim sendiri yang mengalami sakit tersebut.
Selama satu bulan lebih Zaim di rumah sakit, selama itu juga Zaim mulai menjalani start awal kemotherapy. Total Zaim akan menjalami kemotherapy selama 4 (empat) tahun. Hal ini didasarkan atas hasil operasi terhadap cairan sum-sum tulang belakang (bone marrow). Dari situ dokter memvonis bahwa Zaim mengidap kanker darah (leukemia)  jenis ALL Regimen C. Ini artinya jenis yang serius dengan penangan yang lebih intensif.
Lalu setelah operasi, mulailah Zaim menjalani hari-hari yang berat. Zaim beberapa kali memasuki ruang operasi untuk melakukan berbagai jenis pembedahan. Apakah itu operasi untuk mengambil cairan sumsum tulang belakang (bone marrow), operasi IT hingga operasi untuk memasang kemopot. Operasi jenis tadi tidak hanya berlangsung sekali. Selama Zaim mengidap kanker, selama itu juga Zaim secara rutin harus mengikuti operasi. Tidak hanya itu saja, setiap kali akan test darah ataupun kemo, dokter dibantu oleh merawat harus membuat line. Ini artinya dokter dengan jarumnya akan mencucukan jarum untuk mencari line atau jalan darah. Karena fisik Zaim yang masih kecil, dokter terkadang kewalahan untuk membuat line. Pernah Zaim harus dicucuk 11 kali hanya untuk membuat line bagi  Zaim. Terkadang selama satu jam penuh saya ataupun istri duduk di ruang operasi kecil menemani Zaim mendapatkan line. Dan selama satu jam itu, Zaim akan terus menangis kesakitan sebelum akhirnya mendapatkan line.
Pada saat menjalani kemo, rambutpun  berguguran. Kenapa begitu? Kemotherapy sebenarnya mamasukkan racun ke dalam tubuh dengan tujuan membunuh sel kanker. Karena yang masuk adalah racun, maka badan memberikan reaksi dengan gugurnya satu demi satu rambut. Maka ciri-ciri anak yang mengalami kemotherapy biasanya anak tersebut tidak memiliki rambut. Kalaupun rambutnya lebat, dapat dipastikan semua rambutnya akan rontok. Orang tua yang tidak tega dengan kondisi tersebut akhirnya memutuskan mencukur semua rambutnya.  (Pesen baik saya, jangan menawarkan atau menjual sampoo kepada pasien yang tengah menjalani kemotherapy).
Rambut rontok bukanlah satu-satunya  efek kemo. Semua jenis pengobatan kemo akan memberikan efek yang berbeda bagi setiap tubuh. Ini yang disebut dengan efek Stephen Jonson (Kenapa tidak dikasih nama Stephen Covey atau Stephen Spileberg aja sekalian ya). Pada detik ini aku berfikir, bahwa Zaim jauh lebih kuat dibading aku. Dia lebih hebat dari ayahnya yang memiliki ilmu dan kehidupan yang begitu sederhana ini.
Seperti nasihat Sastrawan Negara Malaysia, Datok Abdullah Kamala (Keumala) padaku beberapa waktu yang lalu. “Zaim, “katanya waktu itu,”kalau hidup akan menjadi orang hebat.” Aku hanya mengaminkan tak kuasa menahan air mata. Maka atas do’a orang tua, dorongan handai taulan dan garis takdir bernama perjuangan mengajak ummat manusia untuk hanya menyembah pada Nya, aku ingin berkata dengan kata-kata sederhana.
“Jangan menyerah anakku. Never, never, never give up.”


Note :
Beberapa Kali saya dikirim pesan atau dihubungi oleh pembaca blog ini. Tetapi karena tidak menuliskan nomor handphone, akhirnya banyak pesan yang telat masuk ke Handphone saya.
Untuk itu saya mohon maaf. Awalnya blog ini tidak dibuat sebagai promosi. Melainkan sebagai blog pribadi sebagai wahana curhat dan berbagi pengalaman. 
Namun dalan perjalanannya karena banyak kesulitan menghubungi saya, maka saya share nomor handphone dan alamat saya agar bermanfaat. Terima kasih

Handphone :  +62 0813 604 234 78
Whastup : 0813 604 234 78
FB : Wayir Nuri

Alamat :
Komplek Damai Lestari Blok F Nomor 25 Lamreng Darul Imarah Aceh Besar
INDONESIA





   

In Memoriam Ayesha

Catatan Harian Merawat Anak Kanker Darah (Leukemia) Bagian 5



Burung kecil, kembalilah dari ada ke tiada



“Call me Mister Handsome, okey?”
“Okey.”
“Then I will call you little princes.”
“Okey.”
Saya tidak pernah menyangka bahwa itu adalah percakapan terakhir dengan Ayesha. Umurnya baru sekitar 8 tahun. Masih terlalu kecil jika divonis memiliki penyakit mematikan. Ayesha, divonis mengidap kanker otak. Sejak saat itu gadis kecil ini banyak menghabiskan waktu di rumah sakit. Pertama kali saya berjumpa dengan Ayesha di awal November. Ayesha dirawat di Wad 4 D Pediatrik UKM Hospital. Pertama kali melihat, Ayesha tengah belajar berjalan dibimbing ibundanya, Zuhairah. Kegiatan itu dilakukan setiap pagi dan sore. Ayesha bukan tidak bisa berjalan. Namun rawatan kemotherapy di ruang isolasi, membuatnya harus menghabiskan waktu di atas ranjang dan ruang yang sepi.
Gadis kecil seperti gadis kebanyakan. Ceria, ramah dan selalu bersemangat. Yang luar biasa Ayesha sudah pandai bahasa Inggris dan bahasa China. Tidak ada sedikitpun ciri-ciri fisik yang menunjukkan bahwa dirinya mengidap kanker otak. Kecuali rambutnya yang tinggal sedikit karena efek kemotherapy. Selain di wad 4 D, beberapa kali aku juga berjumpa di rawatan DayCare (Wad 4 F). Anak-anak pengidap leukemia ataupun kanker, setelah sebulan dirawan intensif di wad 4 D, setelah itu melanjutkan rawatan secara berkala di Daycare. Zaim sendiri rawatannya tiga hari dalam satu pekan, yaitu Senin Rabu dan Jum’at. Jadwal itu dapat berubah jika pesakit harus masuk ruang isolasi karena demam atau kondisi lainnya yang memerlukan rawatan khusus. Saat di Daycare itulah terkadang saya jumpa dengan Ayesha dan emaknya. Saat itu biasanya sambil menunggu dipanggil dokter, kami sesama orang tua yang anaknya mengidap kanker atau tumor akan saling mengobrol. Sekedar berbagi, tukar motivasi, kiat atau ngobrolin harga gadget yang rencana mau aku berikan pada istriku. Belakangan saya dan istri punya modus lain kalau ke Daycare. Yaitu jualan jilbab atau baju anak-anak (lumayan untuk menambah penghasilan).
Kabar buruk itu dapat juga padaku lewat istriku. Setelah operasi dan menjalani kemotherapy, tumor yang diderita Ayesha masih aktif. Dokter telah berusaha mengangkat tumor yang bertahta dalam tubuhnya. Namun setelah dioperasi, tumor itu bukannya hilang justru menyebar ke organ lain. Tumor seperti buah jeruk di dalam tubuh. Ketika terkena pisau operasi, cangkang buah jeruk itu terkadang dapat dibuat. Namun cairan jeruk akhirnya merembes dan menjalar, menjelma tumor baru. 
Aku bersaksi ibunda Ayesha telah berjuang habis-habisan untuk membunuh tumor tersebut. Semua cara telah dia lakukan. Dari mulai pengobatan medis, memberikan nutrisi sehat, mengundang tetangga untuk mendo’akan Ayesha hingga meminta kepada beberapa kawannyaa untuk memberikan asi. (Asi sangat bagus untuk imunitas dan daya tubuh, bukan bagi bayi, tapi juga bagi anak-anak. Maka bersykurlah bagi ibu-ibu yang memiliki asi untuk anaknya.) Anak kecil yang hebat, orang tua yang memiliki kesabaran yang dahsyat.
Kira-kira tiga hari yang lalu aku berjumpa dengan bunda Ayesha. Wajahnya sembab, matanya basah. Saya sebenarnya ingin mengajak mengobrol. Tapi urung karena sepertinya bukan momentum yang tepat. Tadi malam aku dapat kabar lewat istriku. Semua syaraf dalam tubuh Ayesha telah berhenti bekerja. Allah. Kata dokter, semua usaha medis tidak perlu lagi. Hidup hanya menunggu hitungan waktu.
Tadi malam, kira-kira pukul 23:30 Ayesha berpulang ke rahmatullah. Meninggalkan dunia yang merenggut kehidupan masa kecilnya. Kembali ke kampung akhirat yang abadi, dimana tidak ada rasa sakit, jarum suntik, selang infus, kemotherapy, pancaran radiatherapy ataupun bising kehidupan dunia ini.  Ayesha, kini engkau menjelma menjadi bidadari-bidadari kecil yang menghuni taman syurga. Semoga kelak Allah memperkenankan kita berjumpa.
Ps: Maaf ya Ayesha, aku hanya dapat mengirimkan do’a dan shalat ghaib untukmu. Tersebab Zaim sendiri masih dirawat di ruang isolasi setelah hari Sabtu lalu keluar darah dari hidungnya. Ahh, alangkah dekatnya kita dengan maut.
(Kuala Lumpur. 25 Maret 2013)

Jumat, 15 Maret 2013

Leukemia, Dari Mana Asalnya


Suplemen artikel 1



Kanker darah atau leukemia adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel darah, keganasan mencakup sel darah putih dan sel darah merah.
7 PENYEBAB KANKER DARAH
  1. Radiasi
  2. Merokok
  3. Benzena
  4. Kemoterapi
  5. Down sindrom dan penyakit turunan
  6. Sindrom Myelodysplastic dan Kelainan darah tertentu
  7. Riwayat keluarga
Orang yang terpapar radiasi memiliki resiko tinggi terkena acute myeloid leukemia (AML), chronic myeloid leukemia (CML), atau lymphocytic leukemia (ALL). Radiasi disebakan oleh beberapa faktor seperti;
1. Ledakan Bom Atom
Masyarakat, terutama anak-anak yang bertahan hidup setelah terkena paparan radiasi ledakan om atom biasanya rentan terkena leukemia lebih tinggi.
2. Radioterapi
Pasien kanker yang mengalami pengobatan dengan cara radioterapi, memiliki resiko terkena leukemia.
3. Rontgen Diagnostic
Seperti CT scan merupakan paparan radiasi tingkat rendah.
Pasien yang mendapatkan kemoterapi rentan terkena AML dan ALL di masa mendatangnya, merokok meningkatkan AML, down sindrome dan penyakit keturunan meningkatkan resiko berkembangnya leukimia akut. Sindrome myelodyplastic dan kelainan darah memiliki resiko acute myleloid leukemia (AML) lebih tinggi. Terakhir faktor keturunan memang jarang terjadi, tetapi jika terjadi biasanya chronic myeloid leukemia (CLL).
8 GEJALA KANKER DARAH
  1. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau ketiak yang biasanya tidak terasa sakit
  2. Demam atau berkeringat pada malam hari
  3. Sering terjadi infeksi
  4. Merasa lelah
  5. Pendarahan dan mudah memar
  6. Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut
  7. Obot badan turun drastis tanpa sebab yang jelas
  8. Nyeri pada tulang atau sendi
Pendarahan biasanya teradi pada bagian gusi, sedangkan memar terlihat seperti bercak keungunan di kulit atau bintik-intik merah kecil dibawah kulit. Rasa tidak nyaman perut diseakan oleh pembengkakan di hati atau pangkreas.
2 JENIS KANKER DARAH
  1. Leukemia akut
  2. Leukemia kronis
Jenis leukemia akut berjalan cepat, mematikan dan memburuk, jika tidak segera diobati penderita akan menggal dalam waktu hitungan minggu ataupun hari. Leukemia kronis memiliki harapan hidup lebih lama.
6 PENEGAHAN DINI KANKER DARAH
  1. Pemeriksaan fisik
  2. Pemeriksaan darah
  3. Biopsi
  4. Sitogenetik
  5. Spinal tap
  6. X-ray dada
Pemeriksaan fisik iasanya pengecekan pmbengkakan kelenjar getah bening, limpa, atau hati oleh dokter. Iopsi merupakan satu-satunya cara pasti untuk mengetahui keberadaan sel-sel leukemia di dalam sum-sum tulang anda. Pada sitogenetik meneliti kromosom dari sampel sel darah, sumsum tulang atau kelenjar getah bening. Spinal tap dilakukan dengan cara menganbil cairan serebrospinal, yaitu cairan yang mengisi ruang di dalam serta sekitar otak dan sumsum tulang belakang tujuannya untuk mengetahui adanya sel-sel leukemia atau tanda-tanda lain dari masalah. Dengan x-ray dapat menunjukan pembengkakan kelenjar getah bening tau tanda-tanda lain dari penyakit di dalam dada anda.
4 STADIUM KANKER DARAH
  1. Acute Lymphocytic Leukemia (ALL)
  2. Acute Myloid Leukemia (AML)
  3. Chronic Myeloid Leukemia (CML)
  4. Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL)
ALL pada orang dewasa tidak dapat dioati, dalam remisi dan kambuhan, untuk anak-anak dibedakan menjadi low risk, high risk dan reurrent (kambuhan). Pada AML faktor yang berpengaruh terhadap jenis pengobatan yang dilakukan dengan penyebaran leukemia yang keluar darah dan sumsum tulang. CML dibedakan menajadi tahap percepatan (accelerated phase), tahap blast (blastic phase), dan tahap kamuhan (relapse). Terakhir CLL, hanya jenis leukemia ini yang dapat dibedakan menjadi beberapa stadium.
Stadium untuk Chroni Lymphocytic Leukemia (CLL)
Keterangan Hal Stadium 
0 Ditandai dengan jumlah limfosit yang jauh di atas batas normal, tetapi tidak ada gejala lain dari leukemia. Di stadium ini biasa disebut tahap leukemia limfositik indolens (lambat berkembang
Stadium I : Ditandai denga jumlah limfosit yang jauh di atas batas normal dan adanya pembesaran kelenjar getah bening dari normal
Stadium II : Ditandai denga jumlah limfosit yang jauh di atas batas normal, adanya pembesaran hati atau limpa dari normal ( diseut hepatomegali atau splenomegali) dan adanya kemungkinan pembesaran kelenjar getah bening
Stadium III : Ditandai dengan jumlah limfosit yang jauh di atas normal, jumlah sel darah merah di dalam terlalu sedikit, serta adanya pembesaran kelenjar getah bening, hati atau limpa
Stadium IV : Ditandai jumlah limfosit yang jauh di atas batas normal dan jumlah tromosit yang terlalu sedikit. Ahkan terlalu sedikit. Disertai pembesaran kelenjar getah ening, hati, limpa serta jumlah sel darah merah yang terlalu sedikit.
PENGOBATAN
PENGOBATAN LEUKEMIA AKUT
  1. Kemoterapi
  2. Pemberian antibiotik oral
  3. Injeksi dengan G-CSF (granulocyte-olony stimulating factor)
  4. Tranfusi
Kemoterapi induksi menggunakan kominasi obat-obatan, namun obat-obatan seringkali menimbulkan efek samping seperti penurunan jumlah sel darah merah, untuk menguranginya dokter memberikan terapi lanjutan melalui antibiotik oral (ofloxacin, rifampisin).
PENGOBATAN LEUKEMIA KRONIS
  1. Kemoterapi
  2. Radioterapi
  3. Trasplantasi sel induk
  4. Terapi biologi interferon
  5. Terapi target
Kemoterapi dilakukan sesuai dengan jenis leukemia yang dideritanya, penderita dapat menerima dua atau lebih oat-obatan, dan diberikan dengan berbagai ara melaui kateter, ineksi langsung ke airan serebrospinal, ataupun injeksi ke dalam tulang belakang atau resevoir ommaya. Radioterapi merupakan pengobatan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Sel induk dapat berasal dari diri pasien, kembar identik, ataupun seorang pendonor yang memiliki kecocokan. Terapi biologi untuk penderita leukemia biasanya berupa terapi dengan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Dan target terapi nerupakan pengobatan menggunakan obat-obatan yang dapat menghambat pertumbuhan sel-sel leukemia, denga efek samping pembengkakan, kembung, dan kenaikan bobot badan secara tiba-tiba.
Kanker darah tidak hanya dapat diderita orang dewasa, tetapi anyak menyerang anak-anak. Untuk itu leih baik mewaspadai dengan informasi yang sudah didapat, sosilisasi juga menjadi salah satu ara penanggulanganmenurunkan tingkat penderita leukemia ataupun tingkat kematian penderita.


Note: Ilustrasi gambar menunjukkan anak pengidap leukemia, dengan ciri rambut rontok karena efek kemotherapy. 
(Sumber : http://sehatkufreemagazine.wordpress.com)