Dulu ketika frustasi tersebab
besarnya biaya yang harus ditanggung untuk pengobatan Zaim, sempat terlintas dalam
pikiranku untuk menjual ginjal. Kenapa harus menjual ginjal? Konon manusia bisa
hidup dengan satu ginjal. Alasan tentu saja karena jumlah biaya pengobatan
kanker darah (leukemia) yang terbilang aduhai itu. Bahkan sekalipun saat
itu aku menjual rumah, mungkin bisa jadi belum cukup. Bersykur, rencana menjual rumah atau ginjal itu hanya sampai bab niat alias tidak
jadi terealisasi. Allah sudah menyiapkan dana melalui ratusan tangan
hamba-hamba Nya. Mereka manusia-manusia biasa seperti manusia kebanyakan.
Mereka juga butuh uang, punya masalah dan bisa jadi suka menonton bola.
Kelebihannya, Allah membuka hati mereka saat manusia lain tidak dibuka hatinya.
Persoalan
frustasi atas beban biaya pengobatan, jelas bukan saya saja yang merasakan..
Banyak orang tua yang merasakan hal yang sama. Seperti apa yang aku rasakan
sekalipun dengan jenis penyakit kronis yang berbeda. Dalam benak orang tua
tadi, menjual ginjal bisa jadi tidak hanya sampai pada bab niat. Tetapi mungkin
sudah terjadi. Ada orang tua yang melakukan segala cara. Demi satu tujuan
menyelamatkan anaknya, mengembalikan senyum putranya. Meski untuk itu seorang
Ayah mendaki berbagai macam kesulitan. Dunia ini menyediakan berbagai cerita
tentang keberanian dan perjuangan seorang Ayah, seorang Ibu diatas jalan cinta.
Kita hanya perlu lebih peka terhadap kisah-kisah mereka.
Salah satu
cerita kepahlawanan seorang Ayah adalah John Q. Cerita tentang kepahalawanan
untuk anaknya menjadi perhatian bagi public di Chicago, Amerika Serikat.
Bermula dari penyakit anaknya yang mengidap pembengkakan jantung. Pihak rumah
sakit memberitahu John Q bahwa jika menginginkan putranya sembuh, harus sesegera
mungkin mencari pendonor jantung bagi anaknya. Masalahnya menjadi lain ketika
John hanya seorang buruh tambang dengan kondisi kehidupan yang bisa dipastikan;
hidup pas-pasan, tanpa uang tabungan berarti dan jelas tidak sanggup memiliki
asuransi. Maka untuk itu kita sangat terenyuh pada adegan dimana John mengeluarkan
barang bernilai dari rumahnya untuk dijual. John dibantu kawan-kawannya sesama buruh
yang mengumpulkan uang untuk membantu dirinya.
Saya tidak tahu
apakah film ini berdasarkan kisah nyata atau hanya rekaan. Tetapi menonton film
ini kita mampu merasakan dahsyatnya kekuatan cinta seorang Ayah. Dia rela
memberikan hidupnya kepada putranya tercinta. Sekalipun John harus masuk
penjara karena menyandera petugas rumah sakit, tetapi dalam taksi menuju tempat
hukuman, dia gembira. Film yang mengurai air mata namun menghangatkan jiwa ini
diperankan dengan sangat emosional oleh Denzel Washington.
Di
belahan bumi lainnya, ada orang tua yang tidak kalah inspiratif. Namanya Susan
Taylor. Umurnya baru 34. Susan nekatmengarungi samudera dari daratan Inggris
pada Ahad pagi waktu setempat, 13 Juli 2013, menuju Prancis. Aksi heroik itu
bukan untuk sekedar memuaskan hobi sebagai atlit renang. Tetapi lebih pada
upaya penggalangan dana untuk berobat anaknya yang sedang dirawat di Diabetes
UK and the Rainbows Children’s Hospice di Loughborough. Sebelumnya, tim
pendukung Taylor mengunggah foto-foto perjalanan renangnya di laman Facebook
hari itu, Ahad, 13 Juli 2013.
Melalui
halaman facebook, tim pendukung Susan Taylor juga meminta para sahabatnya memberikan pesan
dukungan agar bisa digunakan untuk keperluan penggalangan dana untuk
anaknya. Sayangnya aksi heroik Susan Taylor tersebut berakhir tragis. Beberapa
mil sebelum memasuki pantai Prancis, dirinya mengalami ‘kondisi serius’ yang
berakibat pada kematian.
Di Arab Saudi sendiri, ada lelaki bernama Ahmed al Fhuaiqi dan
istrinya menawarkan ginjal mereka untuk membiayai perawatan anak laki-lakinya
yang baru berumur 19 bulan. Para dokter di Pusat Klinik Raja Fahd, Kota Jouf,
mengatakan Al Fhuaiqi dan istrinya terpaksa melakukan hal itu lantaran
pengobatan penyakit jantung yang diderita putranya tidak dapat dilakukan
paramedis setempat. Di Indonesia, ada seorang ayah yang berdiri di Bundaran
Indonesia Jakarta menawarkan untuk menjual ginjalnya. Uang penjualan ginjal
tersebut rencananya akan dipakai untuk menebus ijazah anaknya. Namun sebelum
terealisir, ayah tadi dipanggil oleh Menteri M. Nuh untuk diberikan uang bagi
menebus ijazah anaknya.
Pada
titik ini, saya sepenuhnya sadar. Setiap momentum yang datang kepada kita,
apakah itu kebagiaan atau kemalangan, membuka jalan takdir bernama ladang
pahala. Bagi mereka orang tua yang saat ini tengah bertarung mempertahankan
nyawa anaknya, ingatlah penderitaan ini tidak lama. Allah tidak akan pernah
ingin membenci kita. Allah menyayangi kita melalui cara yang tidak biasa. Dan
kita semua mampu merasakannya, bahwa Allah tengah berbicara dengan kita. Saat
ini. Detik ini. Melalui media bernama sakit anak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar